Mahasiswa FIA Berbagi Kisah Mengajar di Kampus Mengajar

Lutfiananda (22) menjadi salah satu mahasiswa terpilih untuk ikut serta dalam program Kampus Mengajar yang diadakan oleh Kemendikbudristek. Program ini merupakan yang kedua kalinya diadakan dan dimulai pada awal Agustus 2021 lalu. Mahasiswa jurusan Administrasi Negara ini sebelumnya sempat mengikuti program Transfer Kredit Semester online selama satu semester di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia. Tidak hanya itu , ternyata ia juga pernah menjadi anggota dari BEM Universitas Islam Malang periode sebelumnya.

Saat diwawancara pertama kalinya mengenai kisahnya mengajar di Kampus Mengajar, ia sempat enggan bercerita. Hal ini lantaran ia sempat pesimis akan kemampuannya dalam mengajar, tidak mudah memang bagi mahasiswa yang bukan berlatar-belakang pendidikan untuk terjun mengajar terlebih tidak mempunyai basic untuk menghadapi siswa sekolah dasar.

Namun kini Lutfiananda sudah mulai terbiasa, keseharian saat mengajar siswa SDN 01 Rejosari Bantur membuat ia mulai nyaman dengan anak-anak dan lingkungan sekolah. Dengan telaten dan kesabaran ia mengajari murid-muridnya dengan tetap memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan.

Nanda mengungkapkan bahwa pelajaran yang harus ia ajarkan berbeda jauh dengan apa yang ia dapatkan semasa duduk di bangku sekolah dasar. Kini anak-anak tidak perlu membawa buku sekolah banyak, cukup satu buku pegangan yang memuat beberapa mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut dibagi dalam Tema dan satu tema berisi beberapa Subtema.

Ia menjelaskan bahwa bukan menjadi halangan bagi dia untuk belajar mengajar, sebelum program dimulai ia juga mendapat pembekalan materi. Bagi dia jurusan bukan menjadi alasan untuk menyalurkan minat mengajar , toh dengan belajar terjun di dunia pendidikan ia bisa memberikan sedikit wawasan kepada anak didiknya mengenai apa yang ia dapat semasa kuliah dijurusannya, seperti sekilas menjelaskan sejarah Indonesia, contoh-contoh lembaga negara, dan sedikit hal tentang wawasan kebangsaan. Tidak ada ruginya berbagi ilmu tuturnya.

Saat ditanya kesulitan yang ia alami saat mengajar , Nanda pun menjawab dengan singkat , “Mereka beda-beda (sikap dan sifatnya)” . Hal yang ia sadari adalah pandemi membuat banyak anak kesulitan menerima pelajaran karena kurangnya tatap muka, oleh karena itu ia berharap semoga adanya Program Kampus Mengajar ini dapat membantu lebih banyak generasi muda bangsa di tingkat sekolah dasar menerima ilmu yang cukup dan bermanfaat.

“Anak-anak sekolah dasar punya potensi besar di kemudian hari.” Imbuhnya.

Pewarta : Aprilia Dwi Rasdiyanti Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Unisma.

Bagikan ke :
Dr. Afifudin, S.Ag.,M.Si
Dr. Afifudin, S.Ag.,M.Si
Articles: 44